Rabu, 31 Juli 2013

Apa yang ada dalam benak Anda ketika mendengar kata “Perempuan Perkasa”?
Siapakah perempuan perkasa menurut Anda ?
Seperti apakah perempuan perkasa itu menurut Anda ?

Bagi saya, ketika mendengar kata “Perempuan Perkasa”, saya langsung teringat kepada sebuah puisi dan penjual jamu. Ya, puisi yang terdiri tiga bait berjudul “Perempuan – Perempuan Perkasa” karya Hartoyo Andangjaya. Kenapa ? Begini ceritanya. Pertama kali saya membaca puisi itu adalah di buku pelajaran Bahasa Indonesia ketika saya duduk di kelas V SD. Nah, di sebelah puisi itu ada gambar seorang ibu yang sedang menggendong jamu. Waktu itu, perempuan perkasa menurut saya adalah perempuan pekerja keras seperti penjual jamu.

Ketika kau duduk,
Aku datang menghampirimu
Maka, kau
Berdirilah...
Mari kita bertatapan
Perlahan
Letakkan kedua lenganmu di dadaku
Biar kupeluk pinggangmu

Sabtu, 27 Juli 2013

Setiap kali saya mendengar kata "belajar", yang ada dalam pikiran saya adalah belajar pelajaran sekolah. "Belajar" dilakukan di rumah sepulang sekolah. Dulu, biasanya saya belajar malam hari sepulang dari mengaji. Sebelum belajar dimulai, saya selalu menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari di sekolah. Saya periksa buku satu-satu sebelum dimasukkan ke dalam tas, khawatir ada PR yang belum dikerjakan. Jika ada PR, langsung saya kerjakan dan jika tidak maka saya belajar.


          Dia adalah orang yang selalu bercermin. Ke mana pun ia pergi, ia tak pernah lupa untuk membawa cermin. Dalam satu hari, ia bisa bercermin sampai lebih dari sepuluh kali. Ia ingin selalu tampil rapi dan sedap dipandang mata. Ia tidak ingin melihat noda setitik pun menempel di badannya yang dapat merusak penampilannya. Ia tidak ingin posisi rambutnya berubah sedikit pun karena terpaan angin. Maka dari itu, untuk menjaganya ia tak henti-hentinya bercermin.
Hingga detik ini, aku masih selalu berharap untuk diberi dan dikasih.Hhasrat dan keinginan untuk diberi ini benar-benar jauh lebih besar dari pada hasrat dan keinginan untuk memberi. Apalagi hasrat dan keinginan untuk berusaha sendiri, rasanya kecil sekali.
Di saat uangku habis, seperti tak ada jalan lain, yang aku lakukan pasti dan selalu hanya meminjam. Jika tidak begitu, bilang ke teman-teman lewat SMS “Aku gak punya uang…”. Dari situ aku berharap mendapat balasan “ Kamu sudah makan ? “ atau “Ayo makan bareng aku, mumpung aku lagi punya..” atau juga “Apa kamu mau minjem ?” atau “Oh, santai Chang, gpp….ini, aku lagi ada rejeki. Nanti aku anterin ya uangnya. (Picik sekali aku ini ! )
BETAPA KERDILNYA AKU !!!!!
DI MANA HARGA DIRIKU ????