Sabtu, 05 Oktober 2013



Suasana masjid ketika sholat Idul Fitri.

Lebaran di kampung tercintaku, Kampung Sawah, Desa Cikarageman, Kecamatan Setu, Bekasi-Jawa Barat,  berlangsung tidak jauh berbeda dengan seperti di daerah Indonesia pada umumnya.  


Lebaran atau Hari Raya tahun ini jatuh pada Kamis, 08 Agustus 2013 lalu. Entah kenapa, setiap kali menyambut Hari Raya, beberapa hari sebelum dan setelah Lebaran perasaan saya selalu berdebar-debar. Ya, senang, bahagia, sedih, terharu, campur aduk dah pokoknya !!
Sekitar pukul 06.10 pagi saya berangkat ke masjid di dekat rumah, Masjid Jami’ Al-Barkah. Selama persiapan berangkat ke masjid (mandi, bersolek, berpakaian, menyiapkan perlengkapan sholat, sarapan, menyiapkan sandal,dsb ) banyak tetangga yang sudah lewat di depan rumah pergi duluan ke masjid. Ada yang berangkat jam 05.30 bahkan ada yang sudah berangkat ketika adzan shubuh. Jadi, usai sholat shubuh mereka tidak pulang, melainkan langsung takbir hingga sholat ‘Idul Fitri dimulai. Biasa, kalo Hari Raya, masjid di rumah saya dan di masjid-masjid seluruh Indonesia pada umumnya selalu over load. Jika ingin kebagian duduk di dalam masjid, maka harus datang lebih awal.

Ternyata benar, setibanya saya di masjid Al-Barkah, orang-orang yang mayoritas mengenakan pakain serba putih-putih telah memenuhi area masjid. Jamaah tumpah ruah memenuhi jalan utama di sebelah utara masjid dan halaman di luar pagar masjid. Sampai ke kebon-kebon !!! (Maklum, saya kan tinggal di desa...jadi masjidnya dikelilingi kebon-kebon dan bahkan ada sawah di sebelah barat masjid). OOhhhh Indahnyaaaaaa......

Sholat ‘Idul Fitri dimulai pukul 07.15. Ust. Sudirman sebagai imam, Ust. Syafe’i sebagai khotib, Ust. Sakim sebagai bilal, Ust. Abdul Rohman sebagi muadzin, dan saya sebagai ma’mum saja.

Seperti biasa, sebelum sholat dimulai,ketua Dewan Ketua Masjid (DKM), Ust. Syafe’i menyampaikan beberapa informasi berkaitan dengan masjid. Misalnya menginformasikan perihal keadaan terakhir kas masjid, program yang akan dilaksanakan setelah lebaran (renovasi masjid, misalnya), dan selalu mengingatkan jamaah tentang lafadz niat sholat ‘Idul Fitri dengan cara mengikuti ucapannya.
" Maklum, karena ini sholat yang dilaksanakn hanya sekali dalam setahun. Takutnya di antara hadirin ada yang lupa. Maka, mari kita ikuti ucapan saya..." Ustadz Syafe'i membimbing para jama'ah.

Saya kira, di mana pun, tata cara shloat ‘Idul Fitri sama. Selesai sholat, mendengarkan ceramah khotib, setelah itu salam-salaman.






Dimulai dari barisan yang paling depan, berjalan ke belakang, sambil bersalaman. 


Dan ini suasana salam-salaman jamaah wanita. Mereka sudah membuka mukenanya. Sekitar 85 persen jamaah wanitanya sudah pulang ketika saya mengambil gambar ini.



Setelah salam-salaman selesai dilanjutkan dengan keliling ke tetangga dan berkumpul dengan handai taulan.

Ada yang berbeda lebaran tahun ini di rumah saya dengan lebaran-lebaran sebelumnya. Saya kedatang Kakak Saya dari Jember, Mas Zulfikar Rahmat. Saya biasa memanggil dia 'Mas Serundeng'


Categories:

1 komentar:

  1. How to Make Money Playing Baccarat With Virtual Casinos
    How 메리트카지노 to make money gambling with septcasino virtual casinos. There is, however, หารายได้เสริม no money gambling at all. The most common is blackjack and roulette.

    BalasHapus