Dia
adalah orang yang selalu bercermin. Ke mana pun ia pergi, ia tak pernah lupa
untuk membawa cermin. Dalam satu hari, ia bisa bercermin sampai lebih dari
sepuluh kali. Ia ingin selalu tampil rapi dan sedap dipandang mata. Ia tidak
ingin melihat noda setitik pun menempel di badannya yang dapat merusak
penampilannya. Ia tidak ingin posisi rambutnya berubah sedikit pun karena
terpaan angin. Maka dari itu, untuk menjaganya ia tak henti-hentinya bercermin.
Hari
itu adalah hari pertamanya masuk kerja di sebuah perusahaan ternama di kota
besar. Dia sangat cocok untuk perusahaan itu yang memang membutuhkan orang yang
berpenampilan menarik dan berpengalaman. Bahkan, dia lebih dari sekedar menarik
dan berpengalaman, amat sangat menarik dan amat sangat berpengalaman. Semua
orang yang bertemu dengannya sudah dipastikan mereka akan terkesan melihatnya.
Semua orang akan selalu mengingatnya. Semua orang akan selalu terbayang-bayang
dirinya. Sebelumnya, ia juga pernah bekerja di perusahaan ternama di luar kota.
Karena sesuatu hal, akhirnya ia dikeluarkan.
Seperti
biasa, setiap kali bangun tidur ia selalu menuju ke cermin. Walaupun bangun
tidur, ia tidak ingin terlihat tidak rapi. Selesai bercermin, ia pergi menuju
kamar mandi. Di kamar mandinya juga tersedia cermin yang sama besarnya dengan
cermin yang ada di dekat tempat tidurnya. Yang pertama kali ia lakukan adalah
menyikat gigi. Lagi-lagi sambil bercermin. Ia juga sangat perhatian dengan
penampilan giginya. Ia tidak ingin ada sisa makanan terselip di giginya yang
dapat merusak penampilannya. Itu dapat merusak senyumannya.
Seusai
menyikat gigi, ia mencuci muka. Hal itu masih ia lakukan di depan cermin.
Sering kali ia mendekat pipinya ke cermin agar ia bisa melihat kulit mukanya
dengan jelas. Pokoknya harus benar-benar bersih, segar, dan tidak kusam.
Setelah itu, barulah ia menuju ke ruang tempat mandi. Tepat di bawah shower
juga terdapat cermin. Hanya saja ukurannya lebih kecil. Bentuknya memanjang.
Artinya, mandipun ia lakukan sambil bercermin.
Sudah
seminggu yang lalu ia mempersiapkan pakain yang hendak ia pakai di hari pertama
kerja. Persiapannya benar-benar sudah sangat matang. Ia membeli pakaian termahal
lebih dari sepuluh setel di pusat perbelanjaan di kotanya. Hari ini ia akan
memakainya satu. Sebelum dipakai, ia wajib memoles wajahnya. Memoles wajah
adalah waktu terlamanya dalam berermin. Mulai dari alis, bulu mata, kelopak
mata, pipi, bibir, rambut, kuku, tangan, badan, dan kaki. Berkali-kali ia
mendekat wajahnya ke cermin. Semuanya harus sempurna.
Setiba
di kantor, semua orang, baik perempuan terlebih laki-laki, terpana melihatnya.
Dia pandai dalam menampakkan sisi keindahan dan kemolekkan fisiknya. Walaupun semua
orang memuji kecantikkannya, ia tetap tidak bisa lepas dari cermin. Semakin
dipuji, ia malah semakin sering bercermin. Sebelum turun dari mobil, ia
bercermin. Sebelum masuk kantor, ia bercermin sembunyi-sembuyi pada pintu masuk
kantor. Selama berjalan, ia tak henti-hentinya melirik dirinya yang terpantul
di cermin di dalam kantor. Setiap ada klien yang akan masuk ke ruangannya, ia
selalu bercermin terlebih dahulu, setelah itu barulah mempersilahkan masuk.
Ketika hendak pulang dan meninggalkan ruangan, ia bercermin. Dan hal itu akan
ia ulangi ketika pulang.
Suatu
hari, direktur utama perusahaan tempat ia bekerja mengajak seluruh staf dan
karyawannya berlibur ke Bali. Tentu saja ini adalah kabar yang sangat
menyenangkan bagi seluruh karyawan, tidak terkecuali dirinya. Seperti biasa, ia
selalu mempersiapkan dengan matang untuk penampilannya di setiap acara. Tidak
meleset lagi, ketika waktu liburan tiba, ia adalah orang yang paling rapi,
cantik, dan mempesona di antara semua rekan-rekannya. Sang direktur pun
terpesona dibuatnya.
Seusai
makan siang di salah satu restoran di Bali, ia mengeluarkan cermin dari dalam
tasnya. Ia melihat giginya, khawatir ada sisa makanan di giginya. Salah seorang
rekannya yang duduk tepat di depannya kaget melihatnya. Ia melihat gigi orang
itu hitam semua. Ia hendak berbisik ke teman di sampingnya, namun hal itu urung
ia lakukan karena ia takut salah lihat. Ia mengakui bahwa orang itu adalah
orang yang paling mempesona, tidak mungkin giginya seburuk itu.
Suatu
hari, ia pergi ke toilet di kantornya. Keluar dari toilet, ia berjalan dengan anggunnya
sambil mengikat rambutnya. Hal itu membuat bajunya sedikit terangkat. Sehingga
kulit tubuhnya yang putih mulus itu secara tidak sengaja terlihat oleh seorang laki-laki
petugas cleaning service yang sedang mengepel lantai. Ia kaget melihat borok bernanah
selebar daun telinga yang terdapat di kulit tubuhnya yang mulus itu. Ia
langsung mengalihkan pandangan dengan mengepel lantai. Ia tak henti-hentinya
geleng-geleng kepala. Anehnya, orang itu tidak merasa sakit sedikitpun akan
lukanya itu. Padahal bajunya ternoda oleh lukanya itu.
Hari
ini adalah tepat satu bulan dari liburan ke Bali kemarin. Hari ada rapat
bulanan perusahaan. Ia datang lebih awal, dan seperti biasa dengan
penampilannya yang tidak membosankan mata. Di depan pintu utama, ia selalu tersenyum
kepada satpam yang selalu berdiri di sana. Satpam itu juga selalu membukakan
pintu untuknya. Ketika ia masuk ke dalam, satpam itu mengalami hal yang sama
dengan seorang petugas cleaning service dan aeorang karyawan waktu di Bali. Ia
kaget. Ia heran setengah mati melihat borok bernanah tepat di tengah-tengah
punggung orang itu dengan ukuran yang lebih lebar. Borok kali ini, lebih parah
dari borok yang dilihat oleh petugas cleaning service. Maklum, kali ia memakai
baju yang transparan. Lagi-lagi terjadi keanehan. Orang itu terlihat seperti
orang sehat, segar, dan bugar. Tetap selalu ceria.
Sebelum
rapat di mulai, ia bercermin dan memoles wajahnya kembali. Ia pergi ke ruang
rapat dengan membawa banyak berkas. Manager perusahaan mempersilahkan dia untuk
menyampaikan apa yang harus dia sampaikan dalam rapat itu. Ia pun berdiri dan
maju ke depan. Ia menjelaskan dengan gayanya yang khas. Santai, luwes, tegas,
dan jelas. Pembicaraannya ia dukung dengan gerak badan untuk memperjelas apa
yang ia katakana. Tiba-tiba, baju yang ia kenakan sobek tepat di bagian
ketiaknya. kejadian itu disaksikan oleh sang sekretaris perusahaan. Ia kaget
melihat bisul berisi nanah tepat di ketiak orang itu. Sang sekretaris hampir
menjerit. Namun hal itu tidak terjadi. Anehnya, orang itu tetap berbicara
santai dan luwes.Anehnya lagi, hanya sang sekretaris seorang dirilah yang
melihat kejadian itu. Semua orang dalam rapat
itu tetap dengan seksama memperhatikan penjelasannya.
Dua
bulan kemudian orang itu naik pangkat. Hal itu jelas berdampak pada
penghasilannya. Dengan demikian, ia semakin sering pergi ke salon untuk
perawatan diri. Membeli berbagai perlengkapan yang mahal-malah untuk menunjang
penampilannya. Wajahnya semakin mulus. Kulitnya semakin halus.
Ketika
ia hendak pulang, tepat di depan pintu ruangannya, ia bertemu dengan sang
manager. Mereka bercakap-cakap ringan sejenak. Hasil percakapan itu adalah ia
diantar pulang oleh sang manger sampai di rumahnya. Selama perjalan pulang
mereka berbincang-bincang. Hanya saja, mobil sang manager, yang tadinya wangi
dan sejuk, berubah menjadi bau busuk yang amat sangat. Berkali-kali sang
manager itu hampir muntah.
“Kenapa, Pak ?” Tanya orang itu.
“Bapak masuk angin ?”
“Emmhh, nggak. Saya nggak apa-apa…”
sang manager gugup. Ia memijat-mijat kepalanya sendiri.
“Kalau Bapak sakit, sebaiknya
kita ke rumah sakit aja…”
“Tidak. Tidak usah. Ini mual
biasa. Sebentar lagi juga hilang kok..”
“Atau…Bapak mau saya pijitin
?...”
Sang
manager mengatur AC mobilnya ke suhu yang lebih dingin. Ia juga membuka parfum
pengharum ruangan yang baru agar lebih wangi. Sayangnya, hal itu sia-sia. Aroma
busuk tambah menyengat, suhu semakin panas, seiring dengan orang itu yang
semakin banyak bicara.
“ Ibu…tidak kepanasan ?
Atau…mencium aroma busuk…mungkin..?” Tanya sang manager ragu-ragu.
“ Tidak, Pak…” jawabnya santai.
Ia
semakin dihormati oleh orang-orang di kantor setelah naik jabatan. Hanya saja,
semakin banyak pula orang-orang di kantor yang melihat luka-luka aneh yang
terdapat di tubuh orang itu. Satu orang dengan satu luka yang berbeda. Tetapi,
belum ada satu orang pun yang bertanya atau menceritakan langsung ke padanya
tentang apa yang mereka lihat di tubuhnya. Aneh. Aneh luar biasa. Hampir semua
orang mempunyai kesimpulan yang sama. Ia mengidap penyakit aneh. Pasalnya,
wajahnya selalu terlihat cantik. Ia selalu ceria dan semangat. Ia juga tidak
pernah tahu bahwa darah bekas lukanya itu sebenarnya menempel di pakaiannya.
Jelas tidak tahu, karena hanya pembantunya yang tahu. Akhirnya, setiap hari
pembantunya selalu mencuci pakaian yang berdarah dan bernanah.
Sering
kali pembantunya memberi tahu kalau ada luka di tubuhnya. Namun ia tidak
melihatnya sama sekali walaupun sudah bercermin berkali-kali. Ia pun tidak
merasa sakit sedikit pun. Pembantunya hanya geleng-geleng kepala setiap kali
usai memberi tahunya. Pembantunya juga sering menyarankan dia untuk segera
berobat ke dokter. Malangnya, ia selalu membantah dan menolak. Ia merasa sehat
dan tidak butuh ke dokter. Bahkan, ia malah membeli cermin yang lebih besar
lagi.
Hari
ini adalah hari yang paling berharga baginya. Hari yang paling spesial dalam
hidupnya. Hari ini dia mendapat undangan makan siang dari sang direktur utama
perusahaan. Tadi malam, sebelum tidur, ia mendapat undangan itu lewat BBM. Pagi
tadi adalah waktu terlama ia bercermin dan bersolek. Ia memakai baju
termahalnya dan parfum terwanginya. Lain halnya bagi orang-orang di kantor.
Hari ini adalah hari terburuk bagi mereka. Seluruh ruangan kantor beraroma
busuk yang sangat menyengat. Semua orang di kantor membencinya. Pada saat dia
tiba di kantor, semua orang terbelalak
melihatnya. Penyakitnya semakin terlihat parah dan menjijikkan.
“Kamu sudah siap untuk makas
siangnya..?” BBM dari sang direktur utama.
“Sudah, Pak… J…! “ balasnya.
“Saya jemput di ruanganmu ya..?”
“Oke, Pak..saya tunggu….”
Ia
segera mencari cermin di dalam tasnya. Ia bersolek mempercantik penampilannya.
Tidak
lama kemudian, sang direktur tiba di ruangannya. Ia kaget, melihat orang itu
tergeletak di lantai. Badannya menghitam. Keluar nanah dan darah dari lubang
hidung, telinga, dan mulutnya. Bau bangkai menyeruak di ruangan tempat orang
itu bekerja. Anehnya, sang direktur tidak mencium aroma itu. Ia juga tidak
melihat ada darah mengalir apalagi nanah. Ia hanya melihat seonggok tubuh putih
mulus tergeletak di lantai.
Sang
direktur segera membopong orang itu dan melarikannya ke rumah sakit. Sang
direktur lari. Semua orang menjerit melihat kejadian itu. Di rumah sakit,
dokter berkata bahwa orang itu mengidap penyakit dalam komplikasi sangat parah.
Penyakit yang susah disembuhkan. Orang yang mengidap penyakit dalam ini, akan
tetap merasa dirinya sehat dan bugar. Karena, gejala penyakit ini memang tidak
bisa dirasakan oleh si penderita itu sendiri. Orang lainlah yang bisa melihat
dan merasakannya. Sistem kekebalan tubuhnya hancur dari dalam. Ia juga tidak
melihat gejala-gejala itu dengan mata kepalanya sendiri, karena sistem
penglihatannya sudah terganggu.
“ Maaf, Pak. Ia sudah meninggal.
Seluruh organ dalamnya sudah membusuk….”
Kata sang dokter kepada sang direktur. “ Hati-hati, Pak…terhadap
penyakit ini… dan sepertinya………… Bapak sudah terjangkit penyakit ini…”
Sang direktur terbelalak.
“Tapi tenang saja…… Bapak akan
segera sembuh kalo Bapak segera berobat! “
Maksudnya ??
BalasHapusjadi sebenarnya sakit apa ?
jadi mau sesempurna apapun kita, akan tetap kurang di mata orang lain ...
atau penyakit itu
penyakit dari dalam diri kita sendiri ?
direkturnya juga kena penyakitnya ? kenapa ? karna dia satu satunya orang yang liat gadis itu masih putih mulus ?
aku ga ngerti tolong jelasiin ....
oh , terimakasih , aku sudah mengerti sekarang ..
BalasHapusterimakasih untuk cerita dan pelajarannya
Ya masak ngaca setiap hari sampe mandi pake kaca gk tau luka yg lebar dan bau busuk? Gamasuk akal lah. Punya hidung kan mana mungkin ketika itu hidung berhenti berfungsi:v Nanah di baju? Ya gila masak gatau ada nanah di baju, trus kalo nyuci masak gk liat? Masak bner" gatau sampe mati duluan? Sumpah gak ngerti gua:v
BalasHapus