Sejujurnya, aku mulai suka memakai baju batik adalah sejak aku pindah ke bangku kuliah tiga tahun lalu. Tepatnya tahun 2010. Sebelumnya, memakai batik adalah satu pekerjaan yang sangat enggan aku lakukan. Pada masa OSPEK dulu, setiap mahasiswa baru diwajibkan memakai baju batik pada hari yang telah ditentukan oleh panitia. Faktanya, memasuki masa aktif perkuliahan, setiap harinya banyak mahasiswa yang memakai baju batik. Itu artinya memakai batik tidak terikat hari. Mahasiswa boleh memakai batik kapanpun mereka mau. Selain mahasiswa, para dosen dan karyawan kampus juga setiap harinya selalu banyak yang memakai baju batik.
Kondisi dan situasi seperti itu,
secara perlahan namun pasti, membuat mataku terbiasa melihat orang-orang memakai baju batik. Selain karena itu, mataku
juga menjumpai banyak motif batik berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya
yang tertera pada baju yang dikenakan orang-orang. Kemudian, otakku juga mulai
menerima dan menyadari bahwa ternyata baju batik itu sangat memberikan kesan
rapi nan elegan bagi si pemakainya. Akhirnya,
seiring waktu, segenap jiwa ragaku berkata bahwa " aku cinta memakai baju
batik."
Awalnya, jauh sebelum itu, aku tidak mau memakai baju batik. Bahkan cenderung membencinya. Memakai batik membuatku terlihat lebih tua, kebapak-bapakkan, serius, formal, dan terkesan kaku. Selain itu, motifnya yang tidak bagus dan jarang sekali yang sesuai dengan seleraku. Ditambah bahannya yang panas serta perpaduan warna yang tidak match sama sekali, membuat aku benar-benar ogah memakainya. memakai batik itu, membuat aku tidak bebas. batik hanya dipakai pada acara tertentu saja yang sifatnya formal dan serius.
Itu dulu. Sekarang, memakai batik itu membuatku menjadi terkesan lebih rapi, terlihat cerdas, elegan, dan cocok untuk semua acara dan waktu. Apalagi sekarang, motif dan warna batik lebih bervariasi. Saking seringnya aku memakai batik dan seringnya melihat orang-ornag yang memakai batik, aku punya selera tersendiri terhadap pola dan warna batik. Aku lebih suka batik dengan pola teratur miring-miring seperti gambar di bawah ini.
Motifnya miring-miring, rapi, dan jelas.
Baju batik ini dibeli di Pekalongan seharga Rp 35.000,-.Selain itu, sekarang ini banyak pilihan warna dari batik yang dengan amat sangat mudah dapat saya temukan. Salah satunya wrna yang berikut ini.
Batik ini juga dibeli di Pekalongan, Jawa Tengah dengan harga yang sama, Rp 35.000,-. Selain motifnya yang bagus, warnanya juga santai. Motif miring seperti inilah yang aku suka dari batik.
Nah, yang berikutnya, ini adalah batik pemberian Moh. Sugeng Rahman Hakim tahun 2011 lalu. Ini adalah kali pertama aku memakai batik pemberiannya ini di tahun 2013. Seperti biasa, awalnya...aku merasa malu untuk memakai baju batik ini. Coraknya terlihat sangat klasik sehingga aku terlihat sangat tua. Tapi, waktu itu, setelah kupikir-pikir...."kayaknya unik memakai baju klasik ini di jaman modern sekarang ini..."
Ternyata aku salah duga, yang tadinya aku gak PD memakai baju batik ini, lama-lama aku amat sangat PD. Pasalnya...ada dua orang terhormat yang memuji keindahan batikku hari itu. Pertama Prof. Dr. Ayuk Sutarto, M.A ( dosenku ), yang ke dua adalah seorang Host Acara EAGLE AWARD ROAD SHOW yang diadakan di gedung Soetardjo di hari itu, saat aku memakai baju batik ini.
Kesimpulannya, aku sangat senang sekali memakai batik. Sekarang ini, aku mulai suka dengan batik yang bermotif bunga-bunga. Oh ya,..dan ternyata ...beberapa daerah di Indonesia memiliki corak batik yang khas, yang berbeda satu daerah dengan yang lainnya. Maka dari itu, salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai wujud dari rasa cinta tanah air adalah dengan memakai batik sesering mungkin.
pertamax, oleh juga ni batik di pakek naek gunung.. hahay, aq sendiri belum pernah makek batik,...
BalasHapusBatik memang oke, dan sekarang batik lebih nayak diminati untuk pakaian santai dan resmi. Terlihat lebih rapih.
BalasHapusSalam kenal dan sukses selalu
Salam wisata
terima kasih atas komentarnya....
BalasHapusterima kasih banyak...
salam lestari