“ Sampean asli mana, Mas ? “. Hampir semua orang di Jember
yang baru pertama kali bertemu saya bertanya demikian.
Jawaban saya : “Saya asli Bekasi, Mbak “, “Saya asli Bekasi,
Mas”, “Saya dari Jawa Barat, Pak/Bu, dari Bekasi."
Lantas hampir mereka semua bilang begini : “Ooooh,
pantesan....”
Saya : “ Pantesan kenapa Mbak/Mas/Bu/Pak ?”
Mereka : “Logat bicaranya beda....”
Saya sendiri benar-benar tidak meraskan adanya perbedaan
logat bicara saya dengan mereka. Saya sering membatin, “Emang iya ya? Kok gue
sedikit pun gak merasakan hal itu ya!? Dilihat dari mananya ya?! ”
Mereka bilang lagi ke saya : “Berarti deket Jakarta ya,
Dik/Mas ?”
Saya : “Iya, Mbak/Mas/Bu/Pak...”
Mereka : “Enak ya deket kota ! Bisa ketemu artis-artis ibu
kota setiap hari....”
Intinya, hampir dari mereka semua mengira bahwa saya tinggal
di kota, deket dengan gedung-gedung penting dan tinggi, dekat dengan pusat
hiburan, bisa ketemu artis-artis setiap saat, dll. Padahal, kenyataannya tidak.
Saya pun selalu bilang begini setiap kali mereka bilang begitu, “ Gak,
Mbak/Mas/Bu/Pak. Saya tinggal di desanya. Saya mah di kampung....”
Penampilan Rumah Saya
Dan, kali ini saya akan memperkenalkan diri lewat menggambarkan tempat tinggal saya (keadaan rumah).
Penampilan Rumah Saya
Dan, kali ini saya akan memperkenalkan diri lewat menggambarkan tempat tinggal saya (keadaan rumah).
Kenampakkan Rumah dari atas Pohon Rambutan |