Saya mendapat SMS dari
Ceu Mimin, isteri kakak saya. ( Ceu
berasal dari Euceu : kata sapaan
untuk kakak perempuan, berasal dari bahasa Sunda. Setara dengan Tétéh atau Mbak ).
“Cang, ayeuna ganti Ceu
Endeung nu sokan kapalingan. Ker poe Senen ge duitna leungit sajuta di lamari.” ( Cang,
sekarang gantian Ceu Endeung yang suka kepalingan uang. Pada hari Senin uangnya
hilang satu juta di lemari ) Itu
SMS dari Ceu Mimin, yang masuk ke HP saya pada 14 Agust 2013, 17:54:21. Jelas
saya kaget mendengarnya sekaligus merasa sangat bersedih. (Ceu Endeung adalah
kakak sepupu saya)
Leungit (Bahasa Sunda)
= Hilang, Kaleungitan = Kehilangan
Dulu, Ceu Mimin sering kali
kaleungitan sesuatu di rumahnya,
lebih tepatnya kemalingan. Karena setiap kali habis kaleungitan barang-barang, selalu ada kaca jendela yang terbuka.
Padahal sebelum dia pergi meninggalkan rumah, semua pintu dan jendela selalu
di-periksa-nya. Beras, uang, kartu ATM, makanan dan minuman di kulkas adalah
barang-barang yang sering leungit
atau dipaling. Itu tejadi hampir setiap minggu. Sekarang giliran Ceu Endeung.
Saya jadi kepingin ke rumahnya Ceu Endeung....(Semoga ini yang terakhir ya Ceu
Endeng...! Amin)
Itulah kabar terbaru yang
saya terima tentang kaleungitan. Dan
saya yakin, di belahan bumi sana ada banyak orang lain yang mengalami hal
serupa. Kaleungitan. Entah itu mengalami
hal yang sama, kaleungitan uang,
entah itu kaleungitan handphone, flashdisk, pulpen, laptop,
buku, sepatu, sandal, motor, mobil, perhiasan, atau bahkan kaleungitan orang yang disayangi atau yang paling berarti dalam
hidup.
Sampai sekarang ini,
saya sudah banyak sekali mendengar cerita tentang orang-orang yang kaleungitan sesuatu. Termasuk cerita
saya sendiri, karena saya sudah banyak sekali mengalami kaleungitan sesuatu. Banyak orang, mulai dari anggota keluarga,
teman, tetangga, guru, atau bahkan orang yang saya kenal namun orang itu tidak
mnegenal saya (artis misalnya), yang mana mereka semua pernah saya dengar
ceritanya tentang kaleungitan. Sepertinya
kalo saya ceritakan di sini, semuanya, akan memakan waktu yang tidak sebentar.
Dan itu akan membuat tulisan ini sangat panjang dan membosankan. Ada satu
tulisan terbaru saya yang bercerita tentang seseorang yang kaleungitan sesuatu, adalah yang berjudul Perempuan-PerempuanPerkasa Ala Acang Udin. Saya rasa itu sudah cukup mewakili, termasuk SMS dari Ceu Mimin
itu.
Saya meyakini bahwa
semua orang di dunia ini pasti pernah mengalami kaleungitan sesuatu. Semua orang pasti pernah merasakan kaleungitan. Semua orang pasti merasa
bersedih karena kaleungitan, walau
sekecil apapun itu rasa sedihnya. Atau mungkin menjadi marah karena kaleungitan, menyesal, dan sebagainya.
Pernah suatu ketika,
saya bercerita ke Ibu via telepon, begini:
“Bu, uang Acang hilang,
200 ribu. Padahal itu uang untuk sebulan. Padahal ditaro di dompet, Bu...”
Dengan santai Ibu
menjawab, “Gak apa-apa. Mungki memang bukan rejeki Acang. Ikhlasin aja. Pasti nanti
dapet gantinya yang lebih baik..”
“Aamiin..” jawabku
lemes. (Acang nih lebay ! Gampang lemesan !)
“Kalau pun itu diambil
orang, semua tindakan pasti ada balasannya, Cang. Yang penting, Acang harus
menjaga sikap.” Lanjut Ibu.
Bicara tentang
seseorang kaleungitan seseorang, Bapak
kandung saya meninggal ketika saya kelas V SD. Belum genap satu tahun setelah
Bapak, Kakak tertua saya juga meninggal. Uwa
(Kakak dari Bapak), nenek, kakak sepupu, dan masih banyak lagi orang-orang yang
telah meninggal di mana saya merasa sangat kaleungitan.
Termasuk Uje (Ustadz Jefri Al Bukhori), juga K.H. Zaenuddin MZ, saya merasa
sangat kaleungitan. Saya sangat
bersedih. Dulu, saya punya cita-cita begini : Nanti, kalo saya menikah, pada
perayaan resepsinya saya ingin mengadakan tabligh akbar dengan penceramahnya K.H.
Zaenuddin MZ.
Saya merasa sangat
bersedih mendengar kabar beliau meninggal. (Semoga Allah menerima semua amal
ibadahnya Beliau, mengampuni semua dosa-dosanya. Amin)
Tahun 2006 saya
menghadiri acara tabligh akbar yang diselenggarakan di GOR Kota Bekasi dengan
penceramahnya K.H. Zaenuddin MZ. Waktu itu beliau bilang begini kurang lebihnya
:
“Kita, merasa bersedih,
merasa sakit yang sangat dalam atas kehilangan sesuatu, atas ditinggalnya oleh
orang-orang yang kita cintai, karena kita merasa memiliki sesuatu itu. Karena
kita merasa bahwa orang yang kita cintai itu adalah milik kita. Padahal,
semuanya itu adalah titipan. Titipan dari Allah. Sebetulnya mereka tidak
menghilang atau meninggalkan kita, tetapi...mereka itu telah diambil lagi oleh
pemiliknya. Yaitu Allah. Mereka itu telah kembali ke asalnya. Kita harus
belajar dari tukang parkir.”
Pak MZ, setelah
berbicara demikian, berhenti agak lama. Membuat saya penasaran. Apa yang harus
kita pelajari dari tukang parkir???? Tanda tanya besar bagi saya. Beliau
melanjutkan ceramanhya.
“Begini. Ada motor
butut masuk ke area parkir, knalpotnya ngebul minta ampun, ditambah berisiknya
yang gak karu-karuan. Dipersilahkannya masuk. Dia menjaga tuh motor butut. Ada
mobil mewah, kinclong, mentereng, suaranya lembut..juga masuk ke area
parkir...juga dipersilahkannya masuk. Dan si tukang parkir juga menjaga tuh
mobil mewah. Di saat mobil mewah itu pergi lagi meninggalkan area parkir,
dengan kata lain dibawa lagi sama yang punya, itu si tukang parkir gak merasa
kehilangan atau menyesal. Kenapa? Karena dia sadar tuh mobil bukan miliknya.
Apalagi ketika motor butut tadi pergi.” Semua hadirin tertawa.
“Apa ada tukang parkir yang
ngamuk-ngamuk gara-gara mobil yang dijaganya dibawa lari sama pemiliknya? Kalo
ada, itu tukang parkir gila namanya.” Hadirin, termasuk saya, cekakan semakin
nyekakak.
Pernah juga, suatu
ketika saya sedang ngobrol dengan dua orang teman (satu cowok, satu cewek) di
gazebo kampus. Tiba-tiba ada seorang teman lagi (cewek) datang menghampiri kami
sambil lari-lari kecil. Dia tampak kebingungan.
“Haduuuuh....flashdisk-ku
ilaaaanggg... Mana ada data-data pentingnya lagi... Aduuuhhhh...” katanya
sambil cemberut dan menggaruk-garuk kepalanya yang gak gatal. Dia duduk di satu
kursi yang masih kosong sambil membanting badan. (Gillla ! Badannya dibanting
coooyyy! Padahal badannya gemuk lho...)
“Kapan hilangnya?”
tanya teman cowok.
“Barusan di kelas. Tadi
aku sampe tiga kali nyari di kelas. Tapi tetep gak ada...huu huu huu huu
huu.....” jawabnya sambil merengek-rengek setengah menangis.
Teman cewek nyeletuk, “Alllaaaah,
Elo..!!! Cuma kehilangan flasdisk
aja...stresnya setengah mati... Gimana kalo Lo
kehilangan harga diri ???? Belum lagi kalo Lo
kehilangan keimanan ??? Kayaknya gak mungkin deh Lo bakalan se-stres kayak gini
???.... ” kami semua tertawa.
“Hahaha, gila Lo ! Flasdisk disamakan dengan harga
diri dan keimanan....Hahaha, gue suka gaya Lo
! Tos?” Kata temen cowok sambil ngajak tos ke temen cewek.
“Iiiih, Lo mah pada jahat semua !!!!” katanya sambil
cemberut.
Setelah itu saya diam.
Memikirkan apa yang baru saja diucapkan Sang Teman.
0 comments:
Posting Komentar