Kamis, 15 Agustus 2013

Saya mendapat SMS dari Ceu Mimin, isteri kakak saya. ( Ceu berasal dari Euceu : kata sapaan untuk kakak perempuan, berasal dari bahasa Sunda. Setara dengan Tétéh atau Mbak ).

“Cang, ayeuna ganti Ceu Endeung nu sokan kapalingan. Ker poe Senen ge duitna leungit sajuta di lamari.” ( Cang, sekarang gantian Ceu Endeung yang suka kepalingan uang. Pada hari Senin uangnya hilang satu juta di lemari ) Itu SMS dari Ceu Mimin, yang masuk ke HP saya pada 14 Agust 2013, 17:54:21. Jelas saya kaget mendengarnya sekaligus merasa sangat bersedih. (Ceu Endeung adalah kakak sepupu saya)
Leungit (Bahasa Sunda) = Hilang, Kaleungitan = Kehilangan


Dulu, Ceu Mimin sering kali kaleungitan sesuatu di rumahnya, lebih tepatnya kemalingan. Karena setiap kali habis kaleungitan barang-barang, selalu ada kaca jendela yang terbuka. Padahal sebelum dia pergi meninggalkan rumah, semua pintu dan jendela selalu di-periksa-nya. Beras, uang, kartu ATM, makanan dan minuman di kulkas adalah barang-barang yang sering leungit atau dipaling. Itu tejadi hampir setiap minggu. Sekarang giliran Ceu Endeung. Saya jadi kepingin ke rumahnya Ceu Endeung....(Semoga ini yang terakhir ya Ceu Endeng...! Amin)

Itulah kabar terbaru yang saya terima tentang kaleungitan. Dan saya yakin, di belahan bumi sana ada banyak orang lain yang mengalami hal serupa. Kaleungitan. Entah itu mengalami hal yang sama, kaleungitan uang, entah itu kaleungitan handphone, flashdisk, pulpen, laptop, buku, sepatu, sandal, motor, mobil, perhiasan, atau bahkan kaleungitan orang yang disayangi atau yang paling berarti dalam hidup.

Sampai sekarang ini, saya sudah banyak sekali mendengar cerita tentang orang-orang yang kaleungitan sesuatu. Termasuk cerita saya sendiri, karena saya sudah banyak sekali mengalami kaleungitan sesuatu. Banyak orang, mulai dari anggota keluarga, teman, tetangga, guru, atau bahkan orang yang saya kenal namun orang itu tidak mnegenal saya (artis misalnya), yang mana mereka semua pernah saya dengar ceritanya tentang kaleungitan. Sepertinya kalo saya ceritakan di sini, semuanya, akan memakan waktu yang tidak sebentar. Dan itu akan membuat tulisan ini sangat panjang dan membosankan. Ada satu tulisan terbaru saya yang bercerita tentang seseorang yang kaleungitan sesuatu, adalah yang berjudul Perempuan-PerempuanPerkasa Ala Acang Udin. Saya rasa itu sudah cukup mewakili, termasuk SMS dari Ceu Mimin itu.

Saya meyakini bahwa semua orang di dunia ini pasti pernah mengalami kaleungitan sesuatu. Semua orang pasti pernah merasakan kaleungitan. Semua orang pasti merasa bersedih karena kaleungitan, walau sekecil apapun itu rasa sedihnya. Atau mungkin menjadi marah karena kaleungitan, menyesal, dan sebagainya.

Pernah suatu ketika, saya bercerita ke Ibu via telepon, begini:

“Bu, uang Acang hilang, 200 ribu. Padahal itu uang untuk sebulan. Padahal ditaro di dompet, Bu...”
Dengan santai Ibu menjawab, “Gak apa-apa. Mungki memang bukan rejeki Acang. Ikhlasin aja. Pasti nanti dapet gantinya yang lebih baik..”

“Aamiin..” jawabku lemes. (Acang nih lebay ! Gampang lemesan !)

“Kalau pun itu diambil orang, semua tindakan pasti ada balasannya, Cang. Yang penting, Acang harus menjaga sikap.” Lanjut Ibu.

Bicara tentang seseorang kaleungitan seseorang, Bapak kandung saya meninggal ketika saya kelas V SD. Belum genap satu tahun setelah Bapak, Kakak tertua saya juga meninggal. Uwa (Kakak dari Bapak), nenek, kakak sepupu, dan masih banyak lagi orang-orang yang telah meninggal di mana saya merasa sangat kaleungitan. Termasuk Uje (Ustadz Jefri Al Bukhori), juga K.H. Zaenuddin MZ, saya merasa sangat kaleungitan. Saya sangat bersedih. Dulu, saya punya cita-cita begini : Nanti, kalo saya menikah, pada perayaan resepsinya saya ingin mengadakan tabligh akbar dengan penceramahnya K.H. Zaenuddin MZ.
Saya merasa sangat bersedih mendengar kabar beliau meninggal. (Semoga Allah menerima semua amal ibadahnya Beliau, mengampuni semua dosa-dosanya. Amin)

Tahun 2006 saya menghadiri acara tabligh akbar yang diselenggarakan di GOR Kota Bekasi dengan penceramahnya K.H. Zaenuddin MZ. Waktu itu beliau bilang begini kurang lebihnya :

“Kita, merasa bersedih, merasa sakit yang sangat dalam atas kehilangan sesuatu, atas ditinggalnya oleh orang-orang yang kita cintai, karena kita merasa memiliki sesuatu itu. Karena kita merasa bahwa orang yang kita cintai itu adalah milik kita. Padahal, semuanya itu adalah titipan. Titipan dari Allah. Sebetulnya mereka tidak menghilang atau meninggalkan kita, tetapi...mereka itu telah diambil lagi oleh pemiliknya. Yaitu Allah. Mereka itu telah kembali ke asalnya. Kita harus belajar dari tukang parkir.”

Pak MZ, setelah berbicara demikian, berhenti agak lama. Membuat saya penasaran. Apa yang harus kita pelajari dari tukang parkir???? Tanda tanya besar bagi saya. Beliau melanjutkan ceramanhya.

“Begini. Ada motor butut masuk ke area parkir, knalpotnya ngebul minta ampun, ditambah berisiknya yang gak karu-karuan. Dipersilahkannya masuk. Dia menjaga tuh motor butut. Ada mobil mewah, kinclong, mentereng, suaranya lembut..juga masuk ke area parkir...juga dipersilahkannya masuk. Dan si tukang parkir juga menjaga tuh mobil mewah. Di saat mobil mewah itu pergi lagi meninggalkan area parkir, dengan kata lain dibawa lagi sama yang punya, itu si tukang parkir gak merasa kehilangan atau menyesal. Kenapa? Karena dia sadar tuh mobil bukan miliknya. Apalagi ketika motor butut tadi pergi.” Semua hadirin tertawa.

“Apa ada tukang parkir yang ngamuk-ngamuk gara-gara mobil yang dijaganya dibawa lari sama pemiliknya? Kalo ada, itu tukang parkir gila namanya.” Hadirin, termasuk saya, cekakan semakin nyekakak.
Pernah juga, suatu ketika saya sedang ngobrol dengan dua orang teman (satu cowok, satu cewek) di gazebo kampus. Tiba-tiba ada seorang teman lagi (cewek) datang menghampiri kami sambil lari-lari kecil. Dia tampak kebingungan.

“Haduuuuh....flashdisk-ku ilaaaanggg... Mana ada data-data pentingnya lagi... Aduuuhhhh...” katanya sambil cemberut dan menggaruk-garuk kepalanya yang gak gatal. Dia duduk di satu kursi yang masih kosong sambil membanting badan. (Gillla ! Badannya dibanting coooyyy! Padahal badannya gemuk lho...)

“Kapan hilangnya?” tanya teman cowok.

“Barusan di kelas. Tadi aku sampe tiga kali nyari di kelas. Tapi tetep gak ada...huu huu huu huu huu.....” jawabnya sambil merengek-rengek setengah menangis.

Teman cewek nyeletuk, “Alllaaaah, Elo..!!! Cuma kehilangan flasdisk aja...stresnya setengah mati... Gimana kalo Lo kehilangan harga diri ???? Belum lagi kalo Lo kehilangan keimanan ??? Kayaknya gak mungkin deh Lo bakalan se-stres kayak gini ???.... ” kami semua tertawa. 

“Hahaha, gila Lo ! Flasdisk disamakan dengan harga diri dan keimanan....Hahaha, gue suka gaya Lo ! Tos?” Kata temen cowok sambil ngajak tos ke temen cewek.

“Iiiih, Lo mah pada jahat semua !!!!” katanya sambil cemberut.

Setelah itu saya diam. Memikirkan apa yang baru saja diucapkan Sang Teman.


Categories:

0 comments:

Posting Komentar